Kamis, 13 April 2023

Sepuluh Ide Parsel Lebaran



Tak terasa, umat muslim sudah memasuki 10 hari akhir Ramadhan. Artinya lebaran atau idul fitri semakin dekat. Mungkin banyak yang mulai memikirkan ide mau ngasih parsel apa buat karib kerabat maupun relasi Anda. Berikut adalah 10 ide parsel Lebaran yang bisa Anda pertimbangkan:

  1. Paket kue Lebaran: Isi paket bisa berupa aneka kue tradisional yang biasa disajikan pada saat Lebaran seperti nastar, kaastengel, putri salju, dan lain-lain.
  2. Paket baju Lebaran: Isi paket bisa berupa baju baru untuk dikenakan pada hari raya Lebaran.
  3. Paket kopi Lebaran: Isi paket bisa berupa berbagai macam kopi pilihan dari berbagai daerah di Indonesia.
  4. Paket buah-buahan Lebaran: Isi paket bisa berupa buah-buahan segar yang cocok untuk dinikmati saat Lebaran.
  5. Paket cokelat Lebaran: Isi paket bisa berupa aneka cokelat dengan berbagai varian rasa yang cocok untuk dinikmati bersama keluarga saat Lebaran.
  6. Paket pernak-pernik Lebaran: Isi paket bisa berupa aneka pernak-pernik yang cocok untuk mempercantik suasana Lebaran seperti lampu hias, karpet, bantal, dan lain-lain.
  7. Paket bingkisan kesehatan Lebaran: Isi paket bisa berupa suplemen dan produk kesehatan lainnya yang cocok untuk menjaga kesehatan saat Lebaran.
  8. Paket kosmetik Lebaran: Isi paket bisa berupa kosmetik atau produk perawatan kecantikan yang cocok untuk menyambut Lebaran.
  9. Paket buku Lebaran: Isi paket bisa berupa buku-buku yang cocok untuk dibaca saat waktu senggang selama Lebaran.
  10. Paket souvenir Lebaran: Isi paket bisa berupa souvenir yang cocok untuk dibagikan kepada keluarga dan teman-teman saat Lebaran, seperti tas, gantungan kunci, mug, dan lain-lain.

Demikianlah 10 ide parsel lebaran yang bisa anda perimbangkan. Selamat mencoba..!!!!!

Rabu, 12 April 2023

TIPS MEMBUAT KONTEN MEDIA SOSIAL YANG VIRAL


Membuat konten media sosial yang viral adalah impian setiap orang yang ingin menjadi populer di media sosial. Berikut ini adalah beberapa tips untuk membuat konten media sosial yang viral:

  1. Pahami audiensmu: Sebelum membuat konten, pahami dulu siapa target audiensmu. Apa yang mereka sukai? Apa yang mereka cari? Dengan memahami audiensmu, kamu bisa membuat konten yang lebih relevan dan menarik bagi mereka.
  2. Berikan nilai tambah: Konten yang memberikan nilai tambah bagi audiensmu akan lebih mudah menarik perhatian dan menjadi viral. Cobalah untuk memberikan tips atau informasi yang bermanfaat dan dapat diaplikasikan oleh audiensmu.
  3. Gunakan gambar atau video yang menarik: Konten visual seperti gambar atau video lebih mudah menarik perhatian daripada teks. Buatlah gambar atau video yang menarik dan sesuai dengan tema yang kamu angkat.
  4. Buatlah konten yang unik: Konten yang unik dan berbeda dari yang lain akan lebih mudah menjadi viral. Coba untuk berpikir di luar kotak dan membuat sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
  5. Promosikan kontenmu: Jangan hanya mengandalkan algoritma media sosial untuk membuat kontenmu viral. Promosikan kontenmu dengan membagikannya ke berbagai platform media sosial dan melibatkan audiensmu dalam diskusi.
  6. Gunakan hashtag yang populer: Hashtag yang populer dapat membantu kontenmu lebih mudah ditemukan oleh audiensmu. Gunakan hashtag yang relevan dan populer untuk meningkatkan eksposur kontenmu.
  7. jadilah konsisten: Konten yang viral tidak terjadi dalam semalam. Jadilah konsisten dalam membuat konten yang menarik dan relevan bagi audiensmu. Dengan konsisten, kamu akan membangun kepercayaan dan loyalitas dari audiensmu dan meningkatkan kemungkinan kontenmu menjadi viral.
  8. Gunakan narasi yang kuat: Narasi atau cerita yang kuat dapat membantu kontenmu lebih mudah diingat dan dibagikan oleh audiensmu. Coba untuk membuat narasi yang menarik dan berkesan bagi audiensmu.
  9. Berikan sentuhan humor: Konten yang mengandung unsur humor seringkali lebih mudah me njadi viral karena dapat membuat audiensmu tertawa dan merasa senang. Namun, pastikan humor yang kamu gunakan tidak menyinggung atau merendahkan orang lain.
  10. Gunakan tren terbaru: Memanfaatkan tren terbaru dalam kontenmu dapat membantu meningkatkan eksposur kontenmu dan menarik perhatian audiensmu. Namun, pastikan tren yang kamu gunakan relevan dengan tema kontenmu dan tidak hanya sekedar mengikuti tren semata.
  11. Kolaborasi dengan influencer: Kolaborasi dengan influencer atau orang yang memiliki pengaruh di media sosial dapat membantu kontenmu lebih mudah dikenal dan dibagikan oleh audiensmu. Pilihlah influencer yang relevan dengan tema kontenmu dan memiliki audiens yang cocok dengan target audiensmu.
  12. Buat konten yang berbeda: Konten yang berbeda dari yang biasanya ada di media sosial dapat membantu kontenmu lebih mudah dikenal dan diingat oleh audiensmu. Cobalah untuk berpikir kreatif dan membuat sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.
  13. Gunakan format yang tepat: Media sosial memiliki berbagai format konten yang dapat kamu gunakan, seperti gambar, video, atau teks. Pilihlah format yang tepat untuk kontenmu dan pastikan format yang kamu gunakan dapat menarik perhatian audiensmu.
  14. Tanyakan opini audiensmu: Melibatkan audiensmu dalam kontenmu dapat membantu meningkatkan interaksi dan kemungkinan kontenmu menjadi viral. Cobalah untuk menanyakan pendapat atau opini audiensmu mengenai topik yang kamu angkat.
  15. Terus belajar dan bereksperimen: Media sosial selalu berkembang dan hal-hal yang dapat membuat konten menjadi viral dapat berubah sewaktu-waktu. Teruslah belajar dan bereksperimen dengan berbagai strategi dan teknik untuk membuat konten yang lebih baik dan lebih mudah menjadi viral.


Senin, 09 Mei 2022

 

Kiat-kiat Menulis Artikel Opini/Artikel Media Massa

Menulis di media massa merupakan impian bagi orang yang suka menulis. Ada kebanggaan tersendiri ketika gagasan kita dibaca oleh orang banyak. Namun beberapa masih bingung bagaimana menulis artikel opini di media massa. Apa itu artikel opini dan bagaimana kiat-kiat menulisnya? 

Apa Itu Artikel Opini?

Artikel opini merupakan jenis tulisan yang memuat gagasan, ulasan, atau kritik terhadap suatu persoalan/permasalahan yang berkembang di masyarakat/publik yang ditulis dengan gaya Bahasa ilmiah popular. Apa saja contoh persoalan tersebut? Misalnya kualitas pendidikan yang buruk, maraknya kasus korupsi, kualitas demokrasi menurun, wabah pandemic merebak, dsb.

Artikel opini berbeda dengan artikel ilmiah. Artikel ilmiah biasanya dimuat di jurnal-jurnal ilmiah, sedangkan artikel opini biasanya di muat di media massa, baik itu media cetak maupun media online. Beberapa perbedaan antara keduanya adalah, ciri-ciri artikel ilmiah: (1). Memiliki struktur dan kaidah penulisan ilmiah (2) Digunakan untuk kepentingan ilmiah (3) Audience-nya adalah komunitas ilmiah atau pihak tertentu (4) Kerap menyajikan fakta dan analisis.

Sedangkan artikel opini memiliki ciri-ciri: (1) Strukturnya fleksibel dan tidak kaku (2) Ditujukan untuk kepentingan penyebaran informasi (3) Menyajikan perspektif terhadap isu(4) Audience-nya adalah pembaca media dan masyarakat luas (5) Dikemas secara menarik dan ringan.

Bagaimana Menulis Artikel Opini..?

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan ide atau gagasan. Banyak orang yang terkendala menulis artikel opni karena tidak tau harus menulis tentang apa. Sebenarnya ada beberapa sumber/cara menemukan ide, ide/gagasan bisa bersumber dari:

Pertama, reaksi terhadap satu peristiwa/berita, misalnya ada berita Ombudsman luncurkan laporan hasil evaluasi pelayanan public, maraknya kecelakaan kerja di proyek pemerintah, pemerintah tetapkan Pemilu tetap dilaksanakan di tengah Pandemi, dsb.

Kedua, mengulas sebuah momen/peringatan. Misalnya Hari Ulang Tahun Korpri, Hari Peringatan Sumpah Pemuda, Hari Lingkungan Hidup Indonesia, Hari Kartini, Peringatan Hari bencana Nasional.

Ketiga, hasil pengamatan penulis. Misalnya penulis mengamati bahwa adanya kemunduran demokrasi Indonesia, stagnasi masyarakat sipil, komunikasi kebijakan kurang efektif. Itu bisa menjadi sumber munculnya ide tulisan.

Apa yang Harus Disiapkan..?

Berdasarkan yang saya alami dan amati, ada beberapa yang perlu disiapkan dalam menulis artikel opini, yaitu:

  • Miliki alasan yang kuat untuk menulis (agar bisa bertahan dalam proses menembus media massanya)
  • Kepekaan terhadap situasi di sekitar (agar bisa menangkap kondisi sekitar untuk menemukan ide),
  • Referensi dan wawasan terhadap suatu hal yang ingin ditulis (agar bisa mengembangkan ide/gagasan menjadi tulisan yang panjang),
  •  Pemikiran/gagasan yang ingin disampaikan (agar tulisan kita tertata dan mengarah ke satu focus dan tujuan, yaitu pada gagasan yang ingin disampaikan),
  • Memberikan argumentasi dan menawarkan solusi pemecahan (agar opininya kuat dan bermanfaat), melatih kemampuan, merangkai kata dengan bahasa yang benar dan menarik (agar tulisan mengalir dan menarik dibaca pembaca).
Lalu seperti apa langkah-langkah menulis artikel opini?

1.      PREWRITING: Merencanakan apa yang ditulis

Pada tahap ini yang dilakukan adalah memilih topik (pilih yang aktual, dan sesuai minat dan bidang yang dikuasai). Lalu perkaya pengetahuan tentang topik. Caranya bisa dengan memperbanyak membaca atau  berdiskusi. Selanjutnya mengidentifikasi audiens dan tujuan penulisan. Lalu mengorganisir informasi yang diperoleh agar lebih tertata.

2.      DRAFTING: Tuangkan dalam rancangan tulisan

Pada tahap ini, mulailah menuangkan informasi dan ide-ide yang telah teman-teman organisir sebelumnya menjadi draf artikel opini utuh. Struktur umum artikel opini adalah:

  1.  Judul
  2. Bagian Pembuka (Lead)
  3. Bagian Isi (Batang Tubuh)
  4. Bagian Penutup (Ending)

Bagaimana Merumuskan Judul?

Judul merupakan hal yang penting dipikirkan secara matang, karena orang akan mulai tertarik membaca tulisan teman-teman jika judulnya menarik. Judul tulisan ibarat pintu untuk menuju konten tulisan teman-teman. Jika judulnya gagal menarik perhatian pembaca, maka tulisan teman-teman akan di skip..hehe. Ada tiga kriteria judul yang perlu diperhatikan yaitu singkat, menarik, dan actual dan relevan. Sepanjang yang saya amati, judul artikel opini itu seperti ada polanya. Yang saya amti setidaknya ada beberapa pola yang mungkin bisa ditiru, yaitu:

  • Menggandengkan 3 kata, misalanya: May Day, Pandemi dan Sembako
  • Menghubungkan 2 hal, misalnya: Sumpah Pemuda dan Krisis Moralitas Pemuda
  • Menggunakan metafora, misalnya: Merawat Semangat Kartini Wirausaha Perempuan Muda, Mengulik Status kelembagaan Perguruan Tinggi Negeri
  • Menggunakan gaya “Tema: Subtema”misalnya : Kartini: Perjuangan Melawan Lupa 

Jangan lupa juga, rumuskan judul yang mewakili tema yang akan dibahas atau pendapat yang akan diajukan

Menulis Bagian Pembuka

Bagian pembuka adalah bagian awal tulisan yang berfungsi mengantarkan pembaca ke bagian isi tulisan. Bisanya dapat berisi tentang informasi ringkas tentang suatu berita atau topik atau masalah yang diangkat. Bisa saja teman-teman mengutip berita tentang suatu peristiwa yang akan dibahas. Lalu kembangkan menjadi paragraf dengan menggunakan pendekatan 5W + 1H (what, when where, who, why, how). Rumuskan secara singkat saja menjadu 1 sampai 2 paragraf, dibuat menarik dan menimbulkan rasa ”penasaran” untuk membaca lebih lanjut ke bagian isi.

Menulis Bagian Isi

Pada bagian ini mulai menuliskan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan, kembangkan menjadi beberapa paragraph. Tulislah isi opini secara mengalir, uraikan gagasan utama menjadi beberapa beberapa pokok pikiran penunjang/ turunan. Lalu Lengkapi dengan fakta-fakta, data, dan  argumentasi yang kuat sebagai dasar bagi opini yang disampaikan. Hubungkan satu alinea dengan alinea selanjutnya dengan jembatan pikiran (bridging) yang kuat. Beberapa teknik yang bisa digunakan dalam mengembangkan isi tulisan misalnya

  • Deskriptif (mendeskripsikan fakta apa adanya secara detail)
  • Kausalitas, yaitu pendekatan sebab-akibat.
  • Narasi, menguraikan fakta secara kronologis/spasiologis
  • Dsb..

Pilih pendekatan yang cocok dengan karakter penulis atau tema yang dibahas.

Menulis Penutup

Pada bagian ini dituliskan penutup dari gagasan yang disampaikan. Yang perlu diperhatikan endingnya harus dirumuskan secara kuat, menarik, dan meninggalkan kesan pada pembaca (closing statement). Sebaiknya menekankan opini atau pendapat penulis tentang isu yang dibahas. Bagian penutup bisa berupa menyimpulkan, penegasan kembali, dsb.

FINALISASI

Setelah draf tulisan artikel opininya jadi, hal selanjutnya yang dilakukan adalah finalisasi. Apa yang dilakukan dalam tahap finalisasi? Yaitu strukturkan ulang/koreksi, cek lagi apakah gagasan tersampaikan, pastikan opini mengalir, pastikan hubungan antar alinea kuat, cek penggunaan bahasa, dan finalkan judul. Nah tulisan teman-teman sudah jadi, tinggal dikirim ke media massa dan banyak-banyak berdoa supaya tulisannya naik tayang..hehe.

Demikian sedikit yang bisa saya sharingkan terkait kiat-kiat menulis artikel media massa, mudah-mudahan bisa bermanfaat….Terimakasih…salam inspirasi..

 

 


Jumat, 18 April 2014

Teori-Teori dalam Pengambilan Keputusan




Istilah “teori” berasal dari Latin theoria atau bahasa Yunani theoros yang berarti spectator atau pengamat, yaitu orang yang mengamati , menyaksikan, atau melihat. Secara istilah teori dapat diartikan sebagai hasil pengamatan atau penglihatan manusia yang kemudian diabstraksi (dan kadang-kadang dikembangkan secara  spekulatif ), disusun menjadi proposisi-proposisi (hubungan dua konsep atau lebih)  dan pada gilirannya digunakan untuk mengkomunikasikan secara ringkas dan padat hasil pengamatan tersebut (Kusdi, 2009: 2-3). Senada dengan definisi itu, Kerlinger menyatakan bahwa teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun & Effendi, 2011: 37).  Jadi disini teori dapat kita simpulkan sebagai serangkaian asumsi, konsep, konstrak, dan proposisi yang menerangkan suatu fenomena berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan sebelumnya.
Pengambilan keputusan menurut Tarigan, adalah memilih tindakan untuk menyelesaikan permasalahan (Tarigan, 2005: 6). Sementara William R. Dill memberikan definisi keputusan  sebagai suatu pilihan terhadap pelbagai macam alternatif (Islamy, 2004: 22). Senada dengan itu, Robbins (2008: 187) menyatakan bahwa membuat keputusan berarti membuat pilihan- pilihan dari dua alternatif atau lebih. Jadi pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses membuat pilihan dari beberapa alternatif pilihan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita pahami, bahwa teori pengambilan keputusan adalah serangkaian konsep, asumsi, proposisi yang menerangkan fenomena pengambilan keputusan. Teori-teori tersebut menjelaskan bagaimana suatu keputusaan dibuat pada sebuah organisasi berdasarkan pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan secara ilmiah secara ilmiah.Teori-teori tersebut membantu kita dalam memahami proses pengambilan keputusan.
Menurut  Brinckloe, ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana keputusan dibuat, yaitu aliran birokratik, aliran manajemen saintifik, aliran hubungan kemanusiaan, aliran rasionalitas ekonomi, aliran satisficing, dan aliran analisis sistem.

1.      Aliran Birokratik
Teori memberi tekanan yang  cukup besar pada arus dan jalannya pekerjaan dalam struktur organisasi. Teori ini menyatakan bahwa keputusan dibuat oleh atasan, dan bawahan bertugas menyediakan informasi  yang dibutuhkan oleh atasan dalam proses pengambilan kepputusan. Sebagaimana dinyatakan oleh J. Salusu (1996: 71) bahwa tugas dari eselon bawah ialah melaporkan masalah, memberi informasi, menyiapkan fakta dan keterangan-keterangan lainnya kepada atasannya. Dengan menggunakan segala pengetahuan  dan keterampilan dan kemampuannya, atasan tadi membuat keputusan setelah mempelajari  semua informasi tadi.

2.      Aliran Manajemen Saintifik
Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugas itu dapat dijabarkan ke dalam elemen-elemen logis, yang dapat digambarkan secara saintifik. Sementara, manajemen sendiri memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan suatu masalah (Salusu, 1996: 71). Jadi manajemen saintifik sebuah keputusan dibuat dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang logis.

3.      Aliran Hubungan Kemanusiaan
Teori ini berpendapat bahwa organisasi dapat berbuat lebih apabila banyak perhatian diberikan kepada manusia dalam organisasi itu, seperti yang menimbulkan kepuasan kerja, peran serta dalam pengambilan keputusan, memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok sosial yang mempunyai tujuan (Salusu, 1996: 72). Jadi terkait dengan pengambilan keputusan teori ini berpendapat bahwa pengambilan keputusan sebaiknya mengikutsertakan bawahan, serta menarik aspirasi dari bawahan. Agar dalam pengambilan keputusan terjalin koordinasi dan kerjasama yang baik  antara atasan dengan bawahan maka dibutuhkan kedekatan emosional antara keduanya. Oleh karena itu dalam organisasi, perlu untuk memperhatikan kenyamanan dan kepuasan kerja bawahan melalui pendekatan-pendekatan emosional.

4.      Aliran rasionalitas ekonomi
Teori ini memandang organisasi sebagai suatu unit ekonomi yang mengkonversi masukan (input) menjadi luaran (output), dan yang harus dilakukan dengan cara yang paling efisien. Menurut teori ini suatu langkah kebijakan akan  terus berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih  tinggi daripada biayanya (Salusu, 1996: 72). Dalam pengambilan keputusan , teori ini mengutamakan salah satu unsur  rasionalitas yang erat kaitannya dengan studi ekonmi, yaitu prinsip efisiensi. Sehingga menurut teori ini,  suatu keputusan akan diambil ketika manfaat yang akan diperoleh dari kebijakan tersebut lebih tinggi daripada cost yang dibutuhkan.

5.      Aliran Satisficing
Aliran ini memandang bahwa tidak ada suatu keputusan suatu keputusan yang sempurna. Seorang  manajer selalu dipenuhi berbagai masalah dalam  membuat keputusan yang cukup rasional. Para manajer sesungguhnya bermaksud membuat keputusan yang rasional, tetapi karena keterbatasan kognitif, ketidakpastian, dan keterbatasan waktu, memaksa mereka mengambil keputusan dalam kondisi bounded rasionality (Salusu, 1996: 72). Pendapat ini senada dengan pernyataan Robbins (2008: 195), bahwa keputusan dalam organisasi dibuat dalam kerangka rasionalitas yang dibatasi. Hal ini karena keterbatasan informasi dan keterbatasan kemampuan pikiran manusia untuk merumuskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks.
Menurut Simon, hal-hal yang membatasi upaya pengambilan keputusan yang rasional adalah:
1.      Informasi yang sempurna dan tidak lengkap.
2.      Kompleksitas permasalahan yang dihadapi.
3.      Keterbatasan kapasitas pengelolaan informasi manusia.
4.      Keterbatasan waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan.
5.      Politik internal organisasi yang menimbulkan preferensi-preferensi yang saling berlawanan tentang tujuan-tujuan organisasi.

6.      Aliran Analisis Sistem
Aliran ini berpendapat bahwa setiap masalah berada dalam suatu sistem yang terdiri atas berbagai subsistem yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan seperti terlihat ppada kata-kata dalam kotak teka-teki, dimana setiap kata mempunyai kaitan  dan dampak satu terhadap yang lain (Salusu, 1996: 72). Jadi tidak ada masalah yang berdiri sendiri, karena salah satu ciri masalah publik adalah saling terkait satu sama lain. Sehingga menurut aliran ini idealnya decision maker  dalam mengambil keputusan, harus melihat sebuah permasalahan secara komprehensif.
Cornell yang membahas secara khusus tentang pengambilan keputusan dari segi analisis sistem, menyatakan bahwa tujuan utama dari analisis sistem ialah mendidik para pengambilan keputusan untuk berpikir dengan cara yang teratur menyeluruh, lebih dari sekadar menyusun formula , atau bermain dengan angka-angka dan komputer (Salusu, 1996: 73).


Analisis sistem adalah suatu siklus dari sederetan aktivitas sebagai berikut:
1.      Merumuskan sasaran-sasaran (masalah dan peluang)  
2.      Merekayasa sistem-sistem alternatif untuk mencapai sasaran tersebut
3.      Mengevaluasi alternatif-alternatif dengan mempertibangkan aefektivitas dan biaya
4.      Mempertanyakan semua sasaran dengan asumsi-asumsinya
5.      Membuka alternatif-alternatif baru
6.      Menetapkan sasaran-sasaran baru
7.      Mengulangi langkah-langkah diatas sampai penyelesaian yang memuaskan tercapai.

Studi Kasus
Presiden mengeluarkan kebijakan konversi minyak ke gas yang merupakan salah satu dari lima kebijakan pemerintah dalam rangka penghematan  energi nasional. Program ini berlaku sejak tanggal 1 April 2012. Menurut Presiden, saat ini harga minyak mentah dunia tengah bergejolak. Kebijakan konversi salah satu upaya untuk mengantisipasi krisis global yang tengah melanda sebagian negara di benua Eropa (www.female.kompas.com). Keputusan ini dibuat oleh presiden setelah melalui pertimbangan dan informasi dari beberapa bawahannya, seperti  Menteri ESDM, Menko Perekonomian, Menteri Sekretariat Negara, Staf Khusus Presiden Ekonomi dan Keuangan,dsb.
Kebijakan presiden diatas merupakan salah satu contoh penerapan aliran birokratik dalam pengambilan keputusan. Karena  menurut aliran birokratik dalam pembuatan keputusan, bawahan bertugas menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh atasan, dan kemudian atasan membuat keputusan dengan menggunakan kemampuan dan pengalamannya berdasarkan informasi, data, dan fakta yang dikumpulkan oleh bawahan.

Referensi:
Islamy, Irfan. 2004. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Robbins, Stephen. 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta: Grasindo.
Singarimbun dan Sofian Effendi.  2011. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara.
http://female.kompas.com/read/2012/01/19/20321582/Presiden.Mari.Sukseskan.Konversi.BBM.ke.Gas

Penerapan Diskresi oleh BNN dalam Penanganan Kasus Penyalahgunaan Narkoba: Penahanan Raffi Ahmad





Oleh: Masrully (1110842033)
(Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, UNAND)


ABSTRAK
Peraturan yang dibuat oleh pemerintah tidak selalu bisa menyentuh sebuah persoalan yang diatur secara komprehensif. Oleh karena itu dibutuhkan sedikit kebebasan bagi administrator dalam bertindak ketika mereka menghadapi persoalan yang belum diatur secara jelas di dalam undang-undang, kebebasan ini dikenal  dengan istilah diskresi.
Contoh penerapan diskresi oleh administrasi negara adalah kebijakan BNN untuk menahan Raffi Ahmad yang terbukti mengonsumsi methylone. Zat ini merupakan zat turunan dari zat katinone yang merupakan jenis narkoba golongan I. Penahanan Raffi Ahmad menuai pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat karena zat methylone tidak tercantum dalam penjelasan UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Tindakan BNN ini merupakan kebijakan yang tepat dan rasional karena zat ini terbukti merupakan turunan dari zat katinon , bahan dasarnya adalah katinon yang dikombinasikan dengan metil. Selain itu zat ini juga menimbulkan efek yang sama dengan efek yang ditimbulkan oleh alkohol, kokain, ektasi dan narkoba jenis lainnya.

Keyword: Peraturan, Diskresi, Administrator, BNN, Methylone

PENDAHULUAN

       Di dalam sebuah negara pemerintah memiliki dua fungsi, yaitu sebagai penyelenggara negara dan pelayan publik. Untuk mengatur penyelenggaraan kedua fungsi tersebut pemerintah membentuk dan menetapkan undang-undang atau peraturan yang memilki kekuatan hukum sebagai landasan dan acuan bagi para administrator. Menurut Atmosudirjo hukum dibutuhkan karena dalam negara modern pemerintah telah banyak ikut campur dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat (Atmosudirjo, 1994: 25).
      Undang-undang merupakan produk hukum yang dibuat oleh manusia, sehingga tidak ada suatu undang-undang yang rumusan pasal-pasalnya dapat menjangkau seluruh aspek kehidupan masyarakat dan keseluruhan kejadian yang tidak dapat diramalkan (http://jurnal.umy.ac.id). Terkadang muncul masalah-masalah baru yang belum diatur secara tegas di dalam undang-undang, namun tetap harus diselesaikan oleh administrator. Oleh karena itu, dibutuhkan sedikit kebebasan bagi  administrator  untuk mengambil kebijakan dalam rangka menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Kebebasan ini dikenal dengan istilah diskresi atau freies ermessen.


PEMBAHASAN

1. Konsep Diskresi
Menurut Panjaitan  istilah diskresi atau freies ermessen berasal dari bahasa Jerman. Kata freies diturunkan dari kata frei dan freie yang artiny  bebas. Sedangkan kata ermessen berarti mempertimbangkan, menilai, menduga, dan keputusan. Jadi secara etimologis, freies ermessen dapat diartikan sebagai “orang yang bebas mempertimbangkan,bebas menilai, bebas menduga, dan bebas mengambil keputusan” ( Jurnal Ilmu Administrasi, 2010: 118).
Sofyan Lubis berpendapat bahwa diskresi adalah kebijakan dari pejabat yang intinya membolehkan pejabat publik melakukan sebuah kebijakan dimana undang-undang belum mengaturnya secara tegas, dengan tiga syarat, yakni demi kepentingan umum, masih dalam batas wilayah kewenangannya, dan tidak melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (http://www.kantorhukum-lhs.com).
Diskresi dibutuhkan untuk mendukung efektivitas penyelenggaraan negara. Bahsan Mustafa menyebutkan bahwa diskresi diberikan kepada pemerintah mengingat fungsi pemerintah atau administrasi negara , yaitu menyelenggarakan kepentingan umum yang berbeda dengan fungsi kehakiman untuk menyelesaikan sengketa antar penduduk. Keputusan pemerintah lebih mengutamakan pencapaian tujuan atau sasarannya daripada sesuai dengan hukum yang berlaku (Ridwan, 2006: 178).
Namun diskresi memiliki batasan-batasan yang harus diperhatikan oleh administrator agar penggunaan diskresi tidak bertentangan dengan peraturan hukum yang lain, baik formal maupun konvensional. Selain itu diskresi  juga menuntut tanggung jawab secara moral maupun secara hukum, sebagaimana dinyatakan oleh Sri Juni Woro Astuti  bahwa diskresi dan akuntabilitas bagaikan dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan (http://journal.unair.ac.id) .

 2. Diskresi BNN dalam Kasus Penahanan Raffi Ahmad
BNN (Badan Narkotika Nasional) merupakan salah satu lembaga negara yang bertugas untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan  penyalahgunaan narkotika dan prekursor narkotika. Kedudukannya diatur oleh undang-undang, yaitu dalam UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Pada tanggal 27 Januari 2013 BNN menangkap Raffi Ahmad di rumahnya di Jalan Gunung Balong Kavling VII Nomor 16 I, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Dia ditangkap bersama beberapa artis lainnya karena diduga menggunakan narkoba (http://www.tempo.co). Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya Raffi secara resmi ditahan BNN pada tanggal 1 Februari 2013 karena Raffi terbukti dan mengaku menyimpan narkoba (http://celebrity.okezone.com). Dari hasil tes laboratorium Raffi terbukti positif mengonsumsi metilon. Dia juga disangka memiliki 14 butir metilon dan dua linting ganja. (http://www.merdeka.com).
Kasus ini menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan. Hotman Paris, seorang pengacara, mengatakan bahwa kebijakan BNN untuk menahan Raffi Ahmad merupakan tindakan yang tidak tepat,  ia menilai apa yang dilakukan Raffi tidak dapat disebut tindak pidana karena zat methylone belum diatur undang-undang, jika memang akan menahan Raffi harus ditetapkan dulu di dalam undang-undang (http://entertainment.kompas.com). Sebaliknya, Mufti Djusnir, seorang ahli farmakologi, mendukung dan meyakinkan BNN bahwa tindakan mereka tepat, karena methylone merupakan zat turunan dari katinone yang telah diatur dalam undang-undang.
Menurut penulis, kebijakan BNN untuk menahan Raffi merupakan sebuah bentuk diskresi yang tepat. Karena walaupun tidak disebutkan secara jelas di dalam undang-undang, namun penelitian dan ahli farmakologi telah menyatakan dan membuktikan bahwa mehtylone merupakan turunan dari katinone. Kemudian, zat ini juga merupakan zat yang berbahaya bagi kesehatan, mengonsumsi methylone bisa menyebabkan denyut jantung menjadi meningkat ke titik yang bisa membuat penggunanya mengalami palpitasi atau denyut jantung tidak teratur. Efek yang ditimbulkan zat ini juga sama dengan efek yang ditimbulkan narkotika  seperti alkohol dan ektasi (http://health.liputan6.com).
Revisi undang-undang tentang narkotika hanya dibutuhkan jika zat methylone merupakan zat yang baru dan tidak termasuk kategori narkotika yang disebutkan dalam penjelasan undang-undang, tetapi faktanya zat tersebut merupakan turunan dari narkotika.





KESIMPULAN
Diskresi merupakan kebebasan bagi administrator untuk mengambil kebijakan terhadap persoalan yang belum diatur di dalam undang-undang atau dalam menginterpretasikan undang-undang yang masih bersifat general. Diskresi melekat dan dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan oleh administrator negara.
Kasus penahanan Raffi Ahmad yang terbukti mengonsumsi zat methylone oleh BNN merupakan salah satu bentuk diskresi kebijakan. Kebijakan BNN ini merupakan tindakan yang rasional dan tepat, karena methylone terbukti merupakan zat turunan dari katinone.
 




DAFTAR PUSTAKA

Aritonang , Dinoroy. Penggunaan Asas Diskresi dalam Pembuatan Produk Hukum. Jurnal Ilmu Administrasi, Vol. VII, No. 2, Juni 2010.
Atmosudirjo, S. Prajudi. 1994. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia
Ridwan, HR. 2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
http://journal.unair.ac.id/detail_jurnal.php?id=4063&med=15&bid=8. Diakses pada tanggal 18 April 2013.
http://health.liputan6.com/read/501868/methylone-yang-dipakai-raffi-ahmad-itu-apa-ya-cek-di-sini. Diakses pada 18 April 2013.
http://jurnal.umy.ac.id/index.php/mediahukum/article/view/1381. Diakses pada 18 April 2013.
http://entertainment.kompas.com/read/2013/02/03/11344669/Hotman.Paris.Raffi.Tak.Pantas.Ditahan.karena.Methylone. Diakses pada tanggal 23 April 2013.
http://www.merdeka.com/peristiwa/raffi-ahmad-resmi-ditahan-di-rutan-bnn.html. Diakses pada tanggal 23 April 2013.
http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/064457239/Begini-Kronologi-Penggerebekan-Raffi-Ahmad-Cs. Diakses pada tanggal 23 April 2013.